Bisnis yang Prospektif, Pro Lingkungan, Pro Rakyat dan Pro Kemiskinan
Senin, 31 Januari 2011
Samama Merah/Jabon Merah
Samama merah
* Hutan merupakan sumberdaya alam yang menghasilkan berbagai macam komoditas baik berupa hasil hutan kayu (HHK) maupun hasil hutan bukan kayu (HHBK).
* Beberapa jenis tanaman hasil hutan kayu belum begitu populer untuk dibudidayakan secara intensif di luar habitatnya karena berbagai faktor kendala pengetahuan dan keterampilan dan sangat sedikit penelitian padahal memiliki pertumbuhan riap dan kualitas kayu yang baik.
* Permintaan bahan baku kayu di pasaran dalam negeri maupun ekspor saat ini sangat tinggi namun sampai saat belum ada cara yang tepat bagaimana strategi mengelola hutan dalam melindungi sisa hutan yang ada, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu (HHK/HHBK) dan merehabilitasi lahan-lahan kawasan hutan yang kian hari jumlahnya terus bertambah.
* Salah satu strategi untuk mengatasi kelangkaan bahan baku kayu dapat diatasi dengan mencari jenis tanaman yang berkualitas dan memiliki riap tumbuh yang cepat (fast growing species) tanpa mengganggu keaslian sifat genetik spesies atau dengan kata lain bukan merupakan hasil rekayasa genetik dan teknologi kultur jaring agar pengelolaan menjadi efektif dan efisien. * Strategi pemilihan jenis kayu cepat tumbuh pun dapat mendorong percepatan strategi pemulihan lingkungan dan konservasi alam khususnya hutan dimana misalnya pada saat musim kemarau terjadi krisis air/ udara panas (atmosfir kekurangan Oksigen) sedangkan pada saat musim hujan terjadi bencana banjir/ tanah tidak mampu menyerap air
* Apabila tidak diterapkannya strategi pemilihan jenis kayu cepat tumbuh maka pola penanaman memerlukan waktu relatif lama sementara kebutuhan akan ketersediaan kayu terus meningkat sehingga terjadi penebangan liar dan terjadi penebangan prematur yang berakibat kualitas kayu turun. Pelaksanaan reboisasi pun tidak seimbang dengan kebutuhan kayu masyarakat apalagi dengan adanya kebijakan konversi BBM akan berakibat pada sebagian masyarakat pedesaan beralih pada kayu bakar.
* Dalam manajemen pengelolaan hutan salah satu faktor yang perlu benar-benar dikaji baik secara akademis maupun empiris yaitu PEMILIHAN JENIS TANAMAN yang tepat benar yang akan menentukan benar atau tidaknya suatu sistem pengelolaan.
* Kebijakan pemerintah dalam pemilihan jenis tanaman kayu-kayuan pada kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan belum berpihak pada masyarakat sehingga antusiasme masyarakat menanam dan memelihara pohon masih rendah padahal lahan kritis di Indonesia masih sangat luas.
* Pemilihan jenis tanaman untuk pembangunan HTI terutama diarahkan pada jenis-jenis tanaman cepat tumbuh (fast growing species) dan berkualitas yang memenuhi persyaratan sebagai bahan baku industri yang memiliki nilai ekspor yang tinggi (ex. Veneer).
* Pemilihan jenis tanaman untuk HTR (Hutan Tanaman Rakyat) terutama diarahkan untuk kayu-kayu pertukangan sebagai bahan baku bangunan dan permeubelan.
* Pemilihan jenis tanaman untuk pembangunan hutan kota terutama diarahkan pada jenis-jenis tanaman yang mampu penyerap air yang tinggi, menetralisir polusi udara, pelindung, dan merupakan tipe tumbuhan pioneer.
* Sekali lagi perlu adanya diversifikasi jenis tanaman cepat tumbuh dengan kualitas terbaik yang mampu menjawab permasalahan di atas disamping untuk memperkaya jenis-jenis fast growing yang telah ada dan dibudidayakan selama ini.
APA ITU SAMAMA ?
(Ekologi dan Penyebaran)
Samama adalah jenis pohon cepat tumbuh (fast growing species) alternatif yang merupakan tanaman endemik di sebagian kepulauan Maluku dan Sulawesi.
Samama adalah nama daerah kayu yang populer di daerah Maluku dimana masyarakat setempat biasa menyebutnya Samama atau Soulamo. Kayu Samama memiliki warna merah jambu.
Samama sendiri memiliki bahasa latin Anthocephalus macrophyllus (Roxb.) Havil yang merupakan famili Rubiaceae.
Di samping Anthocephalus macrophyllus terdapat Anthocephalus cadamba yang sudah populer dan banyak dibudidayakan dikenal dengan nama perdagangan Jabon dimana kayunya berwarna putih.
Di pulau Mangole tanaman Samama diperjualbelikan setara dengan Meranti.
Tanaman ini diklasifikasikan jenis sebagai Pohon Raksasa yang tumbuh cepat dan merupakan tumbuhan pioneer yang memiliki dominasi kuat.
Penyebaran spesies pohon ini yaitu di Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tenggara.
Meskipun tanaman ini tersebar di beberapa daerah, data mengenai produksinya jarang sekali terdapat karena kayu ini lebih banyak dimanfaatkan di daerah setempat sedangkan data perdagangan kayu ini bercampur dengan data dari kayu-kayu lain yang berbobot ringan yang tidak dipertelakan dengan baik.
Tidak seperti kayu Jabon, Samama merupakan komoditas yang tidak begitu populer di dunia perdagangan kayu. Namun setelah jenis ini berhasil disemaikan di luar habitatnya maka Samama diperkirakan akan bersaing dengan kayu-kayu lain karena memiliki pertumbuhan pohon dan kualitas kayu yang lebih baik dari Jabon.
KARAKTERISTIK TEMPAT TUMBUH
* Pohon Samama (Anthocephalus macrophyllus) dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah maupun hutan pegunungan rendah (0 – 1000 mdpl) dan tumbuh dalam iklim sedikit bermusim.
* Jenis tanaman ini berdasarkan pengalaman dapat tumbuh pada lahan marginal.
* Toleran terhadap cahaya.
* Dengan kata lain tanaman ini merupakan tumbuhan pioneer yang mampu tumbuh normal pada kondisi fluktuasi iklim ekstrim dan tipe lahan kritis.
* Saat ini pohon Samama baik merah maupun putih sudah berhasil disemai di Bandung Jawa Barat pada ketinggian 750 mdpl dan merupakan satu-satunya persemaian Samama pertama di Pulau Jawa.
* Kemampuan menyerap/menahan air sangat tinggi sehingga sesuai sebagai tanaman konservasi daerah aliran sungai (DAS) baik di hulu maupun di hilir.
* Apabila tidak ditebang selama 15 tahun maka akan terjadi penyebaran alami yang sangat dominan sehingga dapat mempercepat proses terjadinya hutan baru.
* Melihat kesuburan tanah di pulau Jawa lebih baik dibanding dengan daerah asalnya maka dapat dipastikan pertumbuhan pohon Samama mampu tumbuh lebih cepat.
KARAKTERISTIK POHON DAN KAYU
* Pohon ini memiliki ciri batang yang silindris sehingga terutama sesuai untuk bahan baku industri veneer/plywood , shawmill dan moulding.
* Samama memiliki ciri batang lurus dengan tinggi bebas cabang (TBC) sekitar 80% dari tinggi total pohon.
* Memiliki sistem perakaran sedang dan kanopi yang lebar secara simetris ke berbagai arah dan sudut cabang sedikit mengarah ke atas, ukuran cabang kecil dengan daun lebar namun tidak rapat sehingga mampu menjaga penguapan air yang berlebihan.
* Dengan tipikal daun lebar dan jarang (seperti pohon jati) berarti tingkat produktivitas gas Oksigen sangat tinggi.
* Dengan tipe ciri dan buah Samama yang mampu menampung sekitar 2000-4000 biji/buah tampak bahwa perbanyakan bibit Samama sangat memungkinkan untuk kapasitas besar.
* Apabila jarak tanam optimal maka cabang bisa mematahkan diri atau gugur secara alami (prunning alami) untuk menambah tinggi bebas cabang sehingga tidak memerlukan kegiatan pemangkasan.
* Sesuai dengan ciri tumbuhan pioneer tanaman ini mampu berkembang secara cepat dan dominan dengan penyebaran yang sangat luas dengan biji dan trubusan.
* Di daerah asalnya kayu Samama memiliki kelas kuat III dan kelas awet IV (indoor) atau kelas awet V (outdoor)
KARAKTERISTIK PEMANFAATAN
* Pohon Samama (Anthocephalus macrophyllus) memiliki manfaat yang sangat banyak dan berguna bagi masyarakat.
* Kayu Samama dapat dimanfaatkan untuk pekerjaan konstruksi ringan, balok, kasau, kotak, kotak teh, peti kemas, daun jendela, papan plafon, mainan, sepatu kayu, kumparan, gandar, ukiran, korek api, sumpit, pensil dan lain-lain.
* Jika dikeringkan dengan baik kayu ini juga dapat digunakan untuk sampan atau perabotan sederhana.
* Kayu ini digunakan sebagai lapisan permukaan (face veneer) maupun lapisan inti (core veneer) dalam kayu lapis.
* Kayu ini pun sesuai untuk bahan baku papan partikel, papan bersemen dan papan keras. Kegunaan terpenting ialah untuk membuat kertas bermutu rendah hingga sedang.
*
* Bubur kayunya (pulp) kadang-kadang dicampur dengan bahan lain yang umumnya berserat panjang.
* Pohon ini juga sesuai sebagai pohon hias atau pohon peneduh tanaman lain dan sesuai untuk tanaman kegiatan reboisasi.
* Ekstrak daunnya digunakan sebagai obat kumur dan daunnya yang segar dapat digunakan sebagai pakan ternak. Perbungaan dan buahnya di beberapa tempat biasa dimakan. Pepagan (kulit batang) yang sudah dikeringkan dapat digunakan untuk mengurangi demam dan sebagai tonik. Zat warna dapat diperoleh dari pepagan akarnya.
* Nilai energi kayu ini 19.800 kJ/kg (termasuk kelas rendah) dimana arangnya tidak memiliki bau dan tidak mengeluarkan asap atau percikan.
KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN
* Berdasarkan pengalaman di Maluku Utara di PT Mangole Timber Producers Barito Pacific Group) kayu dipanen untuk bahan baku industri pada umur 6 tahun hasil penjarangan kedua.
* Pada umur masak tebang (10 tahun) volume kayu rata-rata dapat mencapai 1,8 m3 atau dBH mencapai 50 cm dan TBC (Tinggi Bebas Cabang) rata-rata 10-12 m. Dengan demikian tanaman ini termasuk dalam jenis cepat tumbuh (fastgrowing species).
* Panjang daun yaitu 20-60 cm dengan ujung tumpul dan melekat. Lebar bunga sekitar 7 cm, bagian atas bakal buah berongga 2 dengan 4 struktur tulang rawan kecil dan padat.
* Bersumber dari hasil penelitian Litbang PT Mangole, riap tumbuh diameter tanaman 5-7 cm/tahun
* Kayu Samama kualitasnya jauh lebih baik dibandingkan dengan jenis kayu sengon laut, benuang yang juga sama-sama tumbuh didaratan propinsi Maluku dan Maluku Utara.
* Berikut ini adalah estimasi perhitungan volume kayu per hektar untuk kegiatan produksi kayu di Hutan Tanaman Industri (HTI)
* Perhitungan di atas akan berbeda apabila dikelola oleh masyarakat, karena penanaman pohon Samama oleh masyarakat biasanya mengambil jarak tanam 6 x 6 meter untuk memperhitungkan jarak tanam optimal agar mengalami pruning alami sehingga tidak memerlukan kegiatan pemangkasan; serta untuk memperhitungkan sistem silvikultur berbasis kemasyarakatan yang biasanya dengan cara tumpang sari dengan tanaman masyarakat.
* Kegiatan pemeliharaan tanaman akan berjalan baik apabila dilaksanakan oleh tipe masyarakat petani Jawa karena memiliki tingkat ketelatenan yang tinggi (intensif) dibanding dengan petani daerah asalnya, sehingga hasilnya pun akan lebih baik
KEUNGGULAN KOMPARATIF
* Samama telah ditanam oleh Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara melalui program HTR APBD 2008 dan APBD 2009 seluas ±1200 Hektar di Kab. Halmahera Selatan dan Kab. Halmahera Utara.
* Tanaman Samama telah diuji coba dan di produksi oleh PT. Mangtip sebagai bahan baku Ply Wood. Veneer yang dihasilkan memenuhi persyaratan market Timur Tengah, Korea Selatan, Eropa dan Amerika.
* Veneer kayu Samama menghasilkan Face Veneer dan back veneer (adalah Veneer yang biasanya hanya bisa diproduksi dari jenis kayu kelompok meranti yang berasal dari hutan alam).
* Veneer log Samama melalui proses drying tidak berubah warna dan tidak bergelombang.
* Pengupasan veneer kayu Samama bisa dikerjakan oleh semua jenis mesin rotary baik rotary sederhana (rotary Cina), rotary konvensional (Uroko Jepang) maupun rotary digital (Raute Finlandia).
* Veneer yang dihasilkan dari kupasan ketiga jenis mesin tersebut menghasilkan veneer kualitas prima.
* Jenis mesin yang digunakan untuk memproduksi veneer di PT Mangole Timber Producers:
* Mesin Chang Ling adalah tipe mesin rotary yang sangat sederhana (buatan china) dengan rendemen tinggi (log core diameter rata-rata 8 cm)
* Mesin Uroko adalah tipe mesin rotary konvensional
* Mesin Raute adalah tipe mesin rotary digital dengan tingkat rendemen yang tinggi (log core sin diameter rata-rata 8 cm)
* Veneer kayu Samama ketika melalui proses mesin Dryer, Glueing, Hot Press, Cool Press sampai finishing tidak mengalami masalah.
* Berdasarkan pengalaman para penduduk di Desa Lemo-lemo Halmahera Selatan kayu Samama juga bisa digunakan sebagai bahan baku furnitur, pertukangan, bahan bangunan rumah masyarakat, dll
INDUSTRI PENGEMBANG SAMAMA
Tanaman Samama telah dikembangkan, telah diuji coba, dan telah di produksi secara komersil oleh :
* PT. Mangole Timber Producers (Barito Pasific Group) Unit Camp Tubang dan Unit Camp Binono.
* PT. Kalpika Wanatama (Perusahaan patungan PT. Mangole Timber Producers dan Inhutani) di pulau Mangole dan pulau Taliabu. Unit Camp Samuya dan Unit Mandafuhi.
* Masyarakat Desa Lemo-lemo Halmahera Selatan secara Swadaya
KESIMPULAN
* Pohon Samama merupakan alternatif jenis pohon cepat tumbuh (fast growing species) untuk memenuhi kebutuhan kayu/non kayu masyarakat, bahan baku industri perkayuan, merupakan jenis tumbuhan konservasi dan lain-lain.
* Dengan pembanding kayu dari jenis Sengon Laut, benuang, dua banga dan lain-lain sebagai bahan baku industri tampak bahwa pohon Samama memiliki kualitas yang lebih baik.
* Dengan teknik perlakuan tertentu, Samama telah berhasil disemaikan di luar habitatnya. Sistem persemaian yaitu dari biji yang didapat dari buah (sekitar 2000-5000 biji/buah) yang dihasilkan pada musim tertentu sehingga tidak mengganggu keaslian sifat genetiknya atau dengan kata lain tidak memerlukan teknologi kultur jaring (ex. Jati Emas) yang harganya lebih mahal.
* Investasi usaha industri kayu Samama sangat menguntungkan mulai dari pembibitan, penanaman, pemanenan hingga industri pengolahan.
Saya mau menanyakan tentang Jabon Samama/Jabon merah. minimal umur berapa pohon Jabon Samama di panen/di tebang..?? dan berapa diameternya waktu minimal di tebang dengan umur mnimal tadi.. untuk harga kayu Log perkubiknya selisih berapa antara Jabon Samama dengan Jabon Putih...?????
Saya mau menanyakan tentang Jabon Samama/Jabon merah.
BalasHapusminimal umur berapa pohon Jabon Samama di panen/di tebang..?? dan berapa diameternya waktu minimal di tebang dengan umur mnimal tadi..
untuk harga kayu Log perkubiknya selisih berapa antara Jabon Samama dengan Jabon Putih...?????